Emytos
PERINGATAN : Beberapa fitur mungkin tidak akan berfungsi karena template masih dalam perbaikan.

MAKALAH HADIS : CINTA SESAMA MUSLIM


Sumber Gambar : http://warunginternet.hol.es/wp-content/uploads/2013/06/ukhuwah.jpg


BAB I
P E N D A H U L U A A N
     A.    Latar Belakang Masalah

       Cinta sesama muslim sebagian dari iman, muslim itu saudara muslim, Nabi SAW bersabda: Agama islam memang lah ampuh, saat manusia memperbanyak perang antar kelompok ,islam justru mempersatukannya (kelompok /suku kabilah ) dan diganti dengan iakatan akidah,kita pun dikenalkan dengan istilah ukhuwah islamiyyah, persaudaraan islam salah satu tandanya adalah mencintai sesama muslim Nabi SAW,bersabda: “belum sempurna iman seseorang sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri
       Berangkat dari hadis diatas kita mencoba mengulas lebih dalam tentang realisasi iman dalam kehidupan sosial. Dengan menyajikan hadis-hadis tentang cinta sesama muslim dan cara-cara berperilaku /bersosialisasi dengan muslim yang lain.

      B.     Rumusan Masalah 

       Untuk membatasi pembahasan dan mempermudah dalam penyajian makalah ini, penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
                              1.            Bagaimanakah pengertian iman itu?
                              2.            Apakah yang dimaksud  dengan cinta sesama muslim ?
                              3.            Apakah ciri seorang muslim tidak mengganggu orang lain ?
                              4.            Bagaimanakah realisasi iman dalam menghadapi tamu ?

      C.    Tujuan Masalah

1)      Mengetahui pengertian iman
2)      Mengetahui tentang cinta sesama muslim
3)      Mengetahui realisasi iman dalam menghadapi tamu








BAB II
P E M B A H A S A N

            A.    REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
1.      pengertian iman
berbicara tentang iman ini adalah sesuatu yang abstrak ,hal yang berkenaan dengan hati tentunya tidak satu pun yang tahu akan sesuatu yang ada didalamnya kecuali individu masing-masing yang maha menguasai setiap hati yakni Allah SWT. Namun sebagai manusia yang lemah ,kita dapat menilai apakah seorang itu benar-benar beriman yang baik/tidak tentangnya dapat dinilai dari perbuatan baik maupun buruk yang nyata dalam kehidupannya.
Karena iman tidak hanya cukup dengan pengakuan hati tetapi harus tersosialisasi dalam kehidupanya. Bila baik perilakunya itu adalah indikasi bahwa imanya bagus ,sebaliknya bila jelek berarti imanya rusak, maka penting bagi kami untuk membahas tentang hal tersebut.
Seseorang tidaklah cukup hanya menganut islam tanpa mengiringinya iman. Begitu pula sebaliknya islam tanpa iman tidaklah berarti.akan tetapi iman dan islam juga belumlah cukup karena harus dibarengi ihsan.iman adalah percaya kepada Allah SWT.para malaikat-Nya berhadapan pada Allah,percaya pada rosul-rosul-Nya dan percaya pada hari berbangkit dari kubur.[1]
z`tB#uä ãAqߧ9$# !$yJÎ/ tAÌRé& Ïmøs9Î) `ÏB ¾ÏmÎn/§ tbqãZÏB÷sßJø9$#ur 4 <@ä. z`tB#uä «!$$Î/ ¾ÏmÏFs3Í´¯»n=tBur¾ÏmÎ7çFä.ur ¾Ï&Î#ßâur Ÿw ä-ÌhxÿçR šú÷üt/ 7ymr& `ÏiB ¾Ï&Î#ß 4 (#qä9$s%ur $uZ÷èÏJy $oY÷èsÛr&ur ( y7tR#tøÿäî$oY­/u šøs9Î)ur çŽÅÁyJø9$# ÇËÑÎÈ    
285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
Disini dapat dijelaskan bahwa iman artinya kepercayaan,yang artinya percaya dan mengakui bahwa Allah itu ada dan Esa,tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya

a.      Cinta sesama muslim sebagian dari iman
1.      Hadis pertama

 عن انس رضي الله عنه عن النّبيّ صلّى الله عليه وسلم قا ل : لا يوِمن احد كم حتّى يحبّ لا خيه ما يحبّ لنفسه
.( رواهالبخا رى ومسلم واحمد والنسائ)
‘’ Anas r.a.berkata bahwa Nabi SAW. Bersabda, “tidaklah termasuk beriman seseorang diantara kamu sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” { H.R. Bukhari,Muslim,Ahmad,dan Nasa’i }

Kita tidak mengetahui bahwa cinta sesama muslim merupakan hubungan horizontal yang masih dipupuk dan dilestarikan, bahkan dalam sebuah hadist menyatakan,bila salah seorang diantara kamu kita pun mengalami hal yang sama, kita harus yakin seberat apapun beban yang ada dipundak akan terasa ringan bila kita saling membagi.
Seseorang mukmin yang ingin mendapat ridho Allah SWT. Harus berusaha untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diridhai-Nya. Salah satunya adalah mencintai sesama saudaranya seiman seperti ia mencintai dirinya,sebagaimana dinyatakan dalam hadist diatas.
Namun demikian,hadis di atas  tidak dapat diartikan bahwa seorang mukmin yang tidak mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya berarti tidak beriman. Maksut pernyataan  كم  احدلايومن     pada hadis diatas “tidak sempurna keimanan seseorang “jika tidak mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri .[3]
Hadis diatas juga menggambarkan bahwa islam sangat menghargai persaudaraan dalam arti sebenarnya. Persaudaraan yang datang dari hati nurani,yang dasarnya keimanandan bukan hal-hal lain,sehingga betul-betul merupakan persaudaraan murni dan suci. Persaudaraan yang akan abadi seabadi imannya kepada Allah SWT. Dengan kata lain,persaudaraan yang didasarkan lillah, sebagaimana diterangkan dalam banyak hadis tentang keutamaan orang yang saling mencintai Karena Allah SWT. Dalam hadis lain,Rasulullah SAW.menyatakan:
انّ ا لمؤ من للمؤ من كا لبنيا ن يثدّ بعضهم بعظا < روا ها لبخا ر ى ومسلم >
Artinya :
“ sesungguhnya antara seorang mukmin dengan mukmin lainya bagaikan bangunan yang saling melengkapi (memperkokoh)satu sama lainnya.”  (H. R. Bukhari dan Muslim )
Sebaiknya, dalam mencintai sesama muslim, harus mengutamakan saudara-saudara seiman yang betul-betul taat kepada Allah SWT. Rasulullah  SAW. memberikan contoh siapa saja yang harus terlebih dahulu dicintai, yakni mereka yang berilmu, orang-orang terkemuka, orang-orang yang suku berbuat kebaikan, dan lain-lain sebagaimana diceritakan dalam hadis:

عن عبد الله ا بن مسعو د ر ضي الله عنه قا ل : قا ل ر سو ل الله صلىّ الله عليه و سلّم:ليلّينى منكم او لو ا ا لاحلا م و ا لنّهى ثم يلو نهم ثلا ثا وا يّا كم و هيشا ت ا لا سوا ق. < رواه مسلم >

Artinya :
“Abdullah  Ibn Mas’ud R.A., Ia Berkata Rasulullah SAW.Bersabda , Hendaknya Mendekat Kepadaku Orang-Orang Dewasa Dan Yang Pandai,Ahli-Ahli Pikir. Kemudian Berikutnya Lagi. Awaslah! Janganlah Berdesak-Desakan Seperti Orang-Orang Pasar.”
( H. R.Muslim)   
      Hal itu tidak berarti diskriminatif karena islam pun memerintahkan umatnya untuk mendekati orang-orang yang suka berbuat maksiat dan memberikan nasihat kepada mereka atau melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar.[4]

b.      Ciri seorang muslim tidak mengganggu orang lain (AN: 3)
عن عبد الله بن عمرعن النّبيّ ص.م قا ل : المسلم من سلم المسلمون من لسا نه و يد ه , المها جر من هجر ما نهى الله عنه .
Terjema hadis:
“Abdullah bin Umar berkata bahwa Nabi SAW. telah bersabda “seseorang muslim adalah orang yang menyebabkan orang-orang islam (yang lain) selamat dari lisan dan tanganya dan orang yang hijrah adalah orang yang hijrah dari apa yang telah dilarang Allah SWT.”
(H.R. Bukhari,Abu Dawud, dan Nasa’i )
Hadis di atas mengandung dua pokok bahasan, yakni tentang hakikat seorang muslim,dalam membina hubungan dengan sesama muslim dalam kehidupan sehari-hari, dan juga menjelaskan hakikat hijrah dalam pandangan islam.
Orang Yang mengucapkan dua kalimah syahadat telah tergolong muslim. Akan tetapi, untuk dikatakan muslim yang sebenarnya ( haqiqi ) , ia harus memiliki tingkah laku yang sesuai dengan ketentuan islam, tanpa memilih atau membedakan syari’at yang disukai atau tidak disukai olehnya.

Tidak dikatakan sempurna keislaman seseorang jika ia hanya memperhatikan ibadah rutual  yang berhubungan dengan Allah SWT.,Tetapi melupakan atau meremehkan hubungan dengan manusia. Dalam Al-Qur’an, banyak ayat yang mengatur tentang hal ini sehingga tercipta keharmonisan hidup,tidak terjadi pertentangan atau bentrokan antar sesama muslim.
Dalam hadis diatas dinyatakan bahwa seorang muslim adalah oramg yang mampu menjaga dirinya sehingga orang lain selamat dari kezaliman atau perbuatan jelek tangan dan mulutnya. Dengan kata lain,ia harus berusaha agar saudaranya sesama muslim tidak merasa disakiti oleh tangannya, baik fisik seperti dengan memukulnya,merusak harta bendanya,dan lain-lain atau pun dengan lisannya.kalaupun ia pernah menyakiti saudaranya tanpa disengaja,ia harus segera memberikan pertolongan sesuai kemampuanya.
Dengan demikian,seseorang harus berusaha untuk tidak menyakiti saudaranya dengan cara apapun dan kapan pun.sebaliknya ia selalu berusaha menolong dan menyayangi saudaranya seiman sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Hal itu karena menjaga orang lain, baik fisik maupun perasaannya sangat penting dalam islam. Tidak heran qalau amalan amalan sedekah akan batal jika disertai dengan sikap yang dapat menyakiti mereka yang diberi sedekah. Allah SWT. Berfirman:
$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw (#qè=ÏÜö7è? Nä3ÏG»s%y|¹ Çd`yJø9$$Î/ 3sŒF{$#ur$x  ....
( ا لبقرة )
264. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima),............
                                                                        ( Q.S. Al- Baqarah: 264 )
Oleh karena itu,setiap muslim harus berhati-hati dalam bertingkah laku. Jangan asal berbicara bila tidak ada manfaatnya. Jangan berbuat sesuatu bila hanya menyebabkan penderitaan orang lain.karena segala tindakan dan perbuatan akan dimintai pertanggungjawabanny kelak diakhirat sebagaimana dinyatakan dalam firma –Nya:
Ÿwur ß#ø)s? $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ íOù=Ïæ 4 ¨bÎ) yìôJ¡¡9$# uŽ|Çt7ø9$#ur yŠ#xsàÿø9$#ur @ä. y7Í´¯»s9'ré& tb%x. çm÷Ytã Zwqä«ó¡tB ÇÌÏÈ     
36. dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
                                                                        ( Q. S. Al-Isra: 36)
Disamping itu, jika seseorang berbuat doasa kepada sesama manusia, Allah SWT. Tidak akan mengampuni dosanya sebelum orang yang pernah disakitinya itu memaafkannya.
Memang sagat berat bagi orang yang terbiasa melakukan sesuatu yang dilarang agama maupun melakukan sesuatu yang telah diperintahkan agama untuk mengubah perilakunya,pada hal ia mengakui bahwa dirinya beriman.dalam hati kecilnya, ia mengakui bahwa perbuatan yang selama ini   dilakukannya adalah salah. Akan tetapi,kalau didasari niat yang betul, semuanya akan mudah. Ia akan berpindah dari jalan yang dimurkai  Allah SWT. Menuju jalan yang diridhoi-Nya  Allah SWT. Pasti akan menyertai orang-orang yang ingin taat kepada-Nya dan memberikan pahala dan kebahagiaan kepada mereka. Sebagaimana firman-Nya:
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#rãy_$ydur (#rßyg»y_ur Îû È@Î6y «!$# ôMÏlÎ;ºuqøBr'Î/ öNÍkŦàÿRr&urãNsàôãr& ºpy_uyŠ yYÏã «!$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ç/èf tbrâͬ!$xÿø9$# ÇËÉÈ    
20. orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
                                                                        (Q.S. At-Taubah:20)
Hijrah dapat diartikan sebagai perjalanan pajang untuk meraih masa depan yang lebih cerah. Dapat juga diartikan perjalanan pajang untuk memperoleh ridha-Nya. Untuk menempuh suatu perjalanan diperlukan bekal yang cukup. Bekal tersebut dalam islam adalah aqidah yang kuat. Oarang yang kuat imannya tidak akan mudah tergelincir pada perbuatan yang menyimpang perintah-Nya. Jika tergelincir kepada perbuatan yang salah, ia segera berhijrah dari perbuatan jelek tersebut kepada perbuatan-perbuatan baik,sesuai perintah-Nya.[5]

c.       Realisasi iman dalam menghadapi tamu(An:47)

عن اب هر يرة رضي الله عنه قال : قا ل رسول الله صلّى الله عليه وسلّم : من كا ن يؤ من با لله و اليو م الاخر فليكر م ضيفه ومن كا ن يؤ من با لله وا ليوم الا خر فليكرم ضيفه ومن كا ن يؤ من بالله واليوم الا خر فليقل خير ا وليصمت .
Terjemahan hadis:
“ Abu Hurairah r.a.,ia berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda “ barang siapa yang beriman kepada allah dan hari akhir,dia harus memuliakan tamunya : barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dia harus berbuat baik kepada tetangganya ;dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dia harus berkata baik atau diam.”
                                                      ( H. R. Syaikhani dan ibnu Majah )
Dalam hadis diatas, ada tiga perkara yang didasarkan atas keimanan kepada Allah dan hari akhir, yakni:
Ø  memuliakan tamu
Ø  memuliakan tetangga
Ø  berbicara baik atau diam
Adapun alasan penyebutan dua keimanan,yakni :
·         iman kepada Allah
·         dan hari akhir
karena iman kepada Allah adalah  merupakan permulaan segala sesuatu dan tangan-Nya lah segala kebaikan dan kejelekan sedangkan hari akhir adalah merupakan akhir kehidupan dunia,yang didalamnya mencakup hari kebangkitan mahsyar, hisab, dan surga-,neraka, dan banyak sekali yang harus diimani pada hari akhir tersebut. Dengan demikian,seandainya manusia betul-betul beriman kepada Allah dan hari akhir, ia akan berbuat kebaikan dan menjauhi segala kemungkaran dan kemaksiatan.
Namun tidak berarti bahwa orang yang tidak memuliakan tamu dan tetangga,serta tidak berkata yang baik dianggap tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.maksut iman kepada Allah dan hari akhir adalah sebagai penyempurna iman. Ketiga hal diatas sangat penting dalam kehidupan sosial.
v  Memuliakan Tamu
Maksud memuliakan tamu dalm hadis diatas mencakup perseorangan maupun kelompok. Tentu saja hal ini dilakukan berdasarkan kemampuan,bukan karnariya. Dalam syari’at islam,batas memuliakan tamu adalah tiga hari tiga malam,sedangkan selebihnya merupakan sedekah, hal itu didasarkan pada hadis Rasulullah SAW.:
عن ابى ثر يح خو يلد بن عمرو ( الخزاعى) رضيا لله عنه قال: سمعت رسول الله صل الله عليه وسلّم يقول: من كان يو من با لله واليوم الاخر فليكرم ضيفه جا عزته, قال: يارسولالله ؟ وماجا عزته؟ قال: يومه وليلته والضّيا فة ثلا ثة اياّم , فما كا ن وراء ذ لك فهم صد قة عليه . < متفق عليه >
Artinya:
“Abu syuaih (khuwailid) bin Amru Al- khuza ‘ir r.a. berkata ,saya telah mendengar Rasulullah SAW. bersabda ‘siapa yang percaya kepada Allah dan hari kemudian ,ia harus menghormati tamunya pada bagian keistimewaannya. Sahabat bertanya, “Apakah yang dimaksud dengan keistimewaannya itu? Jawab Nabi, hormat tamu itu sampai tiga hari, sedangkan selebihnya dari shadaqah.”(Mutafaq Alaih)
Diantara hal-hal yan harus diperhatikan dalam memuliakan tamu adalah memberikan sambutan yang hangat. Hal ini akan lebih baik dari pada di sambut hidangan yang mahal-mahal, tetapi dengan muka masam dan kecut. Namun dalm menjamu tamunya ini haruslah sesuai dengan kemampuan.
Seandainya kedatangan tamu yang bermaksud meminta tolong tentang suatu masalah atau kesulitan, sebagai orang muslim kita harus memberinya bantuan semampunya. Apabila tamunya tidak mengatakan suatu kebutuhan, tetapi kita mengetahui bahwa tamu tersebut dalam keadaan kafir,sedangkan kita mampu,berilah bantuan apalagi kalau tamu tersebut masih kerabat.
Dan sebaiknya pihak tamu pun harus mengerti ketentuan bertamu dalam islam.
v  Memuliakan Tetangga
Maksut tetangga disini adalah umum, baik yang dekat maupun jauh, muslim, kafir, ahli ibadah, orang fasik, musuh dan lain-lain, yang bertempat tinggal dilingkungan rumah kita. Namun demikian, dalam memuliakan mereka, terdapat tingkatan-tingkatan antara satu tetangga dengan lainnya. Seorang ahli ibadah yang dapat dipercaya dan dekat rumahnya lebih utama untuk dihormati dari pada para tetangga lainya.
Berbuat baik kepada tetangga itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya memberi pertolongan , memberikan pinjaman, menengoknya jika sakit , melayat jika ada keluarganya yang meninggal ,dan lain-lain.
Selain itu,diharuskan pula menjaga mereka dari ancaman gangguan dan bahaya. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Siti Aisyah disebutkan.

ما زال جبريل يو صين با لجار حتّى ظننت ا نّه سيورثه.
Artinya:
“Malaikat Jibril senantiasa memberi wasiat kepada ku (untuk menjaga ) tetangga sehingga aku menyangka bahwa dia (malaikat Jibril) akan mewarisinya (tetangga).”  
Perintah  untuk berbuat baik terhadap tetangga juga terdapat dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman-Nya:
 .........( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ) ÉÎ/ur 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuŠø9$#ur ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur Í$pgø:$#ur ÏŒ 4n1öà)ø9$# Í$pgø:$#ur
 É=ãYàfø9$#É=Ïm$¢Á9$#ur É=/Zyfø9$$Î/ Èûøó$#ur È@Î6¡¡9$# $tBur ôMs3n=tB öNä3ãZ»yJ÷ƒr& 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä `tB 
tb%Ÿ2 Zw$tFøƒèC#·qãsù ÇÌÏÈ
36.Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.
Diantara akhlak yang terpenting kepada tetangga adalah :
ü  Menyampaikan ucapan selamat ketika tetangga sedang bergembira.
ü  Menjenguknya tatkala sakit.
ü  Bertakziyah ketika ada keluarganya yang meninggal.
ü  Menolongnya ketika memohon pertolongan
ü  Memberikan nasihat dalam bebagai urusan dengan cara yang ma’ruf,dll    
v  Berbicara baik atau diam
Sesungguhnya ucapan seseorang menentukan kebahagiaan dan kesengsaraan dirinya. Orang yang selalu menggunakan lidahnya untuk berbicara baik, memerintah kepada kebaikan dan melarang kepada kejelekan, membaca Al-Qur’an,membaca ilmu pengetahuan,dan lain-lain,ia akan mendapatkan kebaikan dan dirinya pun terjaga dari kejelekan. Sebaliknya orang yang apabila menggunakan lidahnya untuk berkata-kata jelek atau menyakiti orang lain,ia akan mendapat dosa dan tidak mustahil orang lain pun akan berbuat demikian kepadanya. Maka perintah Rasulullah untuk berkata baik atau diam merupakan suatu pilihan  yang akan mendatangkan kebaikan.
Memang sangat sulit untuk mengatur lidah agar selalu berkata baik atau diam. Akan tetapi,kalau berusaha untuk membiasakannya, tidaklah sulit apalagi kalau sekedar diam. Bagaimana pun juga,lebih baik diam dari pada berbicara yang tiada berguna dan tidak karuan
عن انس قال :قال رسو ل الله صلّ الله عليه و سلم الصمت حكمة و قليل فاعله.

Artinya:
Dari Anas .ia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW.,” Diam itu suatu kebijaksanaan, tetapi sedikit orang yang berbuatnya .”
(dikeluarkan oleh Al-Baihaqi, dengan sanad yang dha’if,dan ia menyahihkan bahwa hadis tersebut mauquf dari ucapan Luqman Hakim).
Namun demikian,jika selamanya diam tentu saja bukanlah tingkah laku yang bijak sana ,karena akan ada anggapan yang tidak baik dari orang lain. Ada pepatah mengatakan, “the silent is gold’ tetapi ada juga pepatah lain ”  lebih baik banyak berbuat dan berkata walaupun salah daripada tidak pernah melakukan sesuatu dan tidak pernah berbicara.”yang paling baik tentu saja berbicara baik sesuai kondisi, pepatah Arab mengatakan.

لكل مقا م مقال و لكلّ مقا ل مقا م
Artinya :
“ Tiap-tiap tempat ada perkataannya dan tiap-tiap ucapan ada tempatnya.”
Ucapan yang baik serta bersikap pemaaf lebih baik dari pada sedekah yang disertai ucapan yang menyakitkan :
Allah SWT berfirman :
* ×Aöqs% Ô$rã÷è¨B îotÏÿøótBur ×Žöyz `ÏiB 7ps%y|¹ !$ygãèt7÷Ktƒ ]Œr& 3ª!$#ur ;ÓÍ_xî ÒOŠÎ=ym ÇËÏÌÈ  
263. Perkataan yang baik dan pemberian maaf[167] lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.

[167] Perkataan yang baik Maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud pemberian ma'af ialah mema'afkan tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima.


BAB III
P E N U T U P

A. Kesimpulan
       Salah satu kesempurnaan iman seorang mukmin adalah mencintai saudaranya sebagaimana ia me
ncintai dirinya sendiri. hal itu direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan berusaha untuk menolong dan merasakan kesusahan maupun kebahagiaan saudaranya seiman yang didasarkan atas keimanan yang teguh kepada allah swt.
       Diantara ciri kesempurnaan iman seseorang adalah tidak mau menyakiti saudaranya seiman selain itu, ia pun berusaha untuk berhijrah (pindah )dari melakukan perbuatan yang dilaranga Allah kepada perbuaytan yang diridhai-Nya .
       Untuk keesempurnaan iman dan sebagai salah satu tanda keimanan kepada Allah SWT. dan hari akhir, seorang  mukmin
 harus memuliakan tetangga, tamu, dan berkata atau diam.

B. Saran dan Kritik
       Demikian makalah ini kami buat ,tentu masih banyak kesalahan dan kekurangan .saran dan kritik senantiasa kami harapkan agar menjadi lebih baik lagi dalam membuat makalah ini semoga makalah ini bermanfaat dan memberi pengetahuan bagi para pembaca.
Labels: Hadis

Thanks for reading MAKALAH HADIS : CINTA SESAMA MUSLIM. Please share...!

0 Comment for "MAKALAH HADIS : CINTA SESAMA MUSLIM"

Back To Top