Emytos
PERINGATAN : Beberapa fitur mungkin tidak akan berfungsi karena template masih dalam perbaikan.

MAKALAH HADIS : RIYA


Sumber Gambar : Kotak Amal


BAB I

P E N D A H U L U A N



A. Latar Belakang
Sesungguhnya pembahasan tentang riya adalah pembahasan yang sangat penting yang berkaitan dengan agama Islam yang hanif (lurus) ini, hal dikarenakan tauhid adalah inti dan poros dari agama dan Allah tidaklah menerima kecuali yang murni diserahkan untukNya  bahwasanya riya itu samar sehingga terkadang menimpa seseorang padahal ia menyangka bahwa ia telah melakukan yang sebaik-baiknya. Dikisahkan bahwasanya ada seseorang yang selalu sholat berjama’ah di shaf yang pertama, namun pada suatu hari ia terlambat sehingga sholat di saf yang kedua, ia pun merasa malu kepada jama’ah yang lain yang melihatnya sholat di shaf yang kedua. Maka tatkala itu ia sadar bahwasanya selama ini senangnya hatinya, tenangnya hatinya tatkala sholat di shaf yang pertama adalah karena pandangan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dan hadits-hadits yang berkenaan tentang riya?
2. Apakah ciri-ciri riya?
3  Apakah macam-macam riya?
4.  Apakah bahaya yang ditimbulkan riya?
5.  Apakah kiat dan solusi mencegah perilaku riya?
6.  Apakah perilaku yang tak termasuk riya?


BAB II

P E M B A HA S A N



A. Definisi Riya’

Riya’ adalah syirik kecil; demikianlah ungkapan yang dikemukakan Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam musnadnya. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ، قَالُوْا وَمَا الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ الرِّيَاءُ، يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اذْهَبُوْا 
(إِلَى الَّذِيْ تُرَاءُوْنَ فِي الدُّنْيَا هَلْ تَجِدُوْنَ عِنْدَهُمُ الْجَزَاءَ (رواه أحمد

Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya, “Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah SAW?”, Beliau menjawab, “Riya.! Dan Allah akan berkata pada hari kiamat, terhadap mereka-meeka yang riya, ‘pergilah kalian kepada orang-orang yang dahulu di dunia kalian riya’, apakah kalian mendapatkan ganjaran dari mereka?” (HR. Ahmad)

Riya adalah memaksudkan amalan yang dilakukan seseorang guna mendapatkan keridhoan manusia, baik berupa pujian, ketenaran, atau sesuatu yang diinginkannya selain Allah SWT. Dr. Sayid Muhammad Nuh, menggambarkan adanya tiga sebab yang memotori timbulnya riya: Pertama karena ingin mendapatkan pujian dan nama baik di masyarakat. Kedua, kekhawatiran mendapat celaan manusia, dan ketiga, menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain (tamak). Ketiga hal ini didasari dari hadits, yang diriwayatkan Imam Bukhari:



عَنْ أَبِيْ مُوْسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ أَعْرَابِيًّا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهٌ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، الرَّجُلُ يُقَاتِلُ حَمِيَّةً، وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِيُرَى مَكَانُهُ، وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلذِّكْرِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَاتَلَ لِتَكُوْنَ كَلِمَةَ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ.
                                                                                                                                                                  
Dari Abu Musa al-Asyari ra, mengatakan bahwa seorang Badui bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah SAW, seseorang berperang karena kekesatriaaan, seseorang berperang supaya posisinya dilihat oleh orang, dan seseorang berperang karena ingin mendapatkan pujian? Rasulullah SAW menjawab “Barang siapa yang berperang karena ingin menegakkan kalimatullah, maka dia fi sabilillah.” (HR. Bukhari)


B. Ciri-Ciri Riya’
1. Tidak akan melakukan perbuatan baik apabila tidak dilihat orang.
2. Amal atau perbuatn baik yang telah ia lakukan sering diungkti-ungkit atau disebut-sebut.
3. Beramal atau beribadah sekejar ikut-ikutan,itupun dilakukan apabila ia berada ditengah-tengah orang ramai.
4. Amal (perbuatan baiknya) selalu ingin diingat,diperhatikan ingin mendapat pujian dan ingin didengar orang lain.
5. Terlihat tekun dan bertambah motifasinya dalam beribadah apabila mendapat pujian dan sanjungan,sebaliknya semangatnya akan menurun bahkan meyerah apabila dicela orang.

C. Macam-macam Riya’
Ketahuilah wahai kaum Muslimin hamba hamba Allah ! Riya’ mengalir pada diri setiap manusia (keturunan Adam) melalui aliran darah. Tujuannya untuk mengusik dan membuyarkan semua amal perbuatan mereka. Riya’ ini sangat banyak macamnya. Antara lain :
1. Riya’ Badani (Fisik)
Para ahli agama (ahlu ad diin) biasanya menampakkan badan yang kurus dan pucat, agar mereka dilihat oleh manusia bahwa merena adalah hamba yang rajin beribadah. Dan memberikan asumsi umum bahwa mereka telah disibukkan oleh urusan akhirat.Para ahli dunia (ahlu ad dunya) melakukan riya’ dengan menampakkan tubuh yang gemuk dan sehat, warna kulit yang bersih, ketegapan berdiri, wajah yang ceria, kebersihan badan dan memperindah perkataan, untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka adalah orang yang pintar (fasih) dalam bertutur kata.

Mereka ini adalah orang yang dikatakan Allah seperti dalam FirmanNya :
Dan Apabila kamu melihat mereka, tubuh tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan mereka. Mereka adalah seakan akan kayu yang tersandar. Mereka mengira tiap tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka, mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka, semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran).” (Al Munafiqun :4)
2. Riya’ dalam berpakaian
Para penganut agama, mereka memakai pakaian sufi yang terkesan sangat kumal untuk menunjukkan kezuhudan mereka. Sebagian mereka juga memakai satu jenis pakaian khusus agar orang menyebutnya sebagai ulama. Ketika ia memakai pakaian tersebut orang pun menganggapnya sebagai ulama.
Adapun para ahlu dunia, riya’ mereka ditunjukkan dengan pakaian yang indah, kendaraan yang bagus dan rumah rumah mewah.
3. Riya’ dalam Perkataan
Para ahli agama, riya’ mereka terlihat pada hafalan hadist dan atsar, karena ingin bergaul dan berdiskusi dengan para ulama dan mengibuli orang orang bodoh, sehingga mereka merasa bahwa merekalah orang yang lebih tinggi kedudukannya di mata manusia.
Merendahkan dan mengeraskan suara ketika membaca Al Qur’an untuk menunjukkan ketakutan atau kekhawatiran dan kegelisahan dan lain sebagainya, juga merupakan bagian dari riya’. Wallahu a’lam
Para ahli dunia, riya’ mereka terlihat dengan menghafal bait bait syair, kata mutiara, mendalami tata bahasa dan sastra dalam percakapan dan terus menerus terlibat dalam pembicaraan.
4. Riya’ dalam Amal Perbuatan
Para ahli agama melakukan riya’ seperti orang shalat yang memperpanjang waktu berdiri, memperpanjang ruku’ dan sujud, memperlihatkan ke khusu’an dan ketundukan, dan memperindah shalatnya kalau mengetahui bahwa ada orang yang sedang memperhatikannya.
Adapun ahli dunia melakukan riya’ dengan sikap arogansi, kesombongan, mendekatkan langkah, memperindah pakaian untuk mendapatkan kehormatan yang mereka dambakan.
5. Riya’ dengan Para Sahabat dan Kerabat
Para ahli agama melakukan riya’ seperti misalnya orang yang mempersiapkan sebuah kunjungan seorang alim ulama, agar orang orang mengetahui bahwa si alim Fulan telah mengunjungi kediamannya.
Sebagian mereka melakukan riya’ dengan menunjukkan bahwa guru mereka banyak sekali agar ada asumsi dari masyarakat bahwa mereka telah bertemu dengan banyak guru, dan telah diberi ijazah oleh banyak guru.

D. Bahaya Riya’
Ada beberapa penjelasan tentang bahaya riya’, dan pengaruh buruk (dampak negatifnya) bagi individu, umat dan amal perbuatan, seperti yang dijelaskan dalam Al Qur’an dan Sunnah.Rasulullah S.A.W menjelaskan bahwa bahaya riya’ memiliki tingkatan yang bermacam macam, dan diungkapkan dengan ungkapan yang bermacam, diantaranya :
1. Bagi orang orang Musli, riya’ lebih bahaya dari fitnah Al Masih Ad Dajjal
Bahaya Masih Ad Dajjal tidak melanda orang yang akrab dengan Sunnah Rasulullah S.A.W. Oleh karenanya riya’ lebih besar bahaya bagi seorang Muslim.
Nabi S.A.W bersabda,
“Maukah kamu aku beritakan kabar yang bagiku lebih berbahaya bagi kalian dibanding dengan Al Masih Ad Dajjal; yaitu syirik Al Khafi. Yaitu ketika seseorang berdiri untuk menunaikan shalat, kemudian ia memperindah shalatnya karena ada orang lain yang melihatnya” (Hadits riwayat Ibnu Majjah (4204) dan perawi lainnya dari hadits Abi Said Al Khudari R.A. Hadits ini berkualitas hasan).
2. Riya’ lebih besar bahayanya dari serigala yang mengintai kambing.
Nabi S.A.W bersabda,
Dua ekor serigala lapar yang dilepaskan di tengah kerumunan kambing, bahayanya tidak lebih besar dari kerakusan manusia terhadap harta, membanggakan agamanya (riya’) (Hadits diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi 2376, Imam Ahmad (3/456, 460), Imam Ad Darami 2/304, Imam Al Baghawi dalam Syarh sunnah 14/258, dan para perawi lainnya. Saya katakana, hadits ini dishahihkan oleh Imam At Tirmidzi. Ini seperti yang pernah dikatakan. Meskipun Zakariya Abu Zaidah seorang yang mudallas, tetapi ini telah dijelaskan dengan pembicaraan Bukhari dalam kitab Tarikh Al Kabir 1/150).
~Bahaya Riya’ bagi Amal Perbuatan
a. Menyia nyiakan amal shalih, dari pengaruh baiknnya dan tujuan luhurnya
b. Membatalkan amal shalih dan meleburnya
Allah S.W.T berfirman,
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (Al Baqarah : 264)
 “Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; Dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang Dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya” (Al Baqarah : 266).
~Bahaya Riya’ bagi Umat dan Individu
a. Riya’ adalah syirik khafi.
Nabi S.A.W bersabda,
“Maukah kamu aku beritakan kabar yang bagiku lebih berbahaya bagi kalian dibanding dengan Al Masih Ad Dajjal; yaitu syirik Al Khafi. Yaitu ketika seseorang berdiri untuk menunaikan shalat, kemudian ia memperindah shalatnya karena ada orang lain yang melihatnya” (Hadits riwayat Ibnu Majjah (4204) dan perawi lainnya dari hadits Abi Said Al Khudari R.A. Hadits ini berkualitas hasan).
b. Riya’ mewariskan kehinaan dan kekerdilan.
Wahai hamba yang ikhlas, janganlah kamu terbujuk oleh tipu daya orang yang riya’ di suatu Negara, kemampuan mereka menguasai hamba, banyaknya kendaraan mereka dan kemewahan kendaraan mereka, karena bayang bayang maksiat ada diatas tengkuk mereka. Allah menolak, kecuali orang orang yangmelindungi orang orang yang durhaka kepadaNya.
Nabi S.A.W bersabda,
Barangsiapa yang memperdengarkan amalnya kepada manusia, maka Allah akan memperdengarkan pendengaran makhluknya kepadanya, mengerdilkan dan merendahkannya” (Shahih Targhib wa Al targhib (1/6)
c. Riya’ menghalangi pahala akhirat.
Nabi S.A.W bersabda,
Gembirakanlah umat ini dengan kemuliaan, agama, keunggulan dan kekuatan di bumi. Barang siapa diantara mereka yang melakukan amal perbuatan amal perbuatan akhirat karena tujuan duniawi, maka di akhirat kelak ia tidak akan mendapatkan bagiannya” (Hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad 5/134, Imam Al Hakim 3/318 dan perawi lain dari jalur Abi Al ‘Aliyah dari Abi bin Ka’ab R.A. “Saya katakana, ini hadits shahih”).
d. Riya’ menambah kesesatan.
Allah S.W.T berfirman,
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit[23], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (Al Baqarah : 9-10)
e. Riya’ menyebabkan kehancuran umat.
Nabi S.A.W bersabda,
Allah akan menolong umat ini karena adanya orang orang yang lemah dengan doa dan shalat serta keikhlasan mereka.” (Shahih Al Targhib wa Al Targhib, 1/6)
Demikian pula Rasulullah S.A.W menetapkan bahwa keikhlasan karena Allah merupakan sebab kemenangan umat dari musuh musuh Islam. Tanpa ikhlas, maka itu riya’ dan nifak mungkin dapat dimanfaatkan oleh musuh musuh umat ini.
Hai orang orang Islam ! Sesungguhnya pelajaran Peperangan Badar Kubra selalu akan tersimpan di dalam hati orang yang ikhlas yang mau menunggu, selama mereka tidak mengubahnya.
Firman Allah dalam Al Qur’an,
Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya’ kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.” (Al Anfaal : 45-47).
Ayat ini bertujuan untuk menjaga golongan orang orang beriman yang tidak henti hentinya memerangi musuh musuh Allah, dengan cara keluar berperang dengan kesombongan dan keangkuhan. Karena orang beriman tidak akan keluar berperang kecuali untuk menegakkan kalimat Allah.


E.Kiat untuk menghilangkan penyakit riya’, menurut Imam Ghozali adalah :

1. Menghilangkan sebab-sebab riya’, seperti kenikmatan terhadap pujian orang lain, menghindari pahitnya ejekan dan anusias dengan apa-apa yang ada pada manusia, sebagaimana hadits Rasulullah saw dari Abu Musa berkata,”Pernah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah saw dan mengatakan,’Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang orang yang berperang dengan gagah berani, orang yang berperang karena fantisme dan orang yang berperang karena riya’ maka mana yang termasuk dijalan Allah? Maka beliau saw bersabda,’Siapa yang berperang demi meninggikan kalimat Allah maka dia lah yang berada dijalan Allah.” (HR. Bukhori)
2. Membiasakan diri untuk menyembunyikan berbagai ibadah yang dilakukannya hingga hatinya merasa nyaman dengan pengamatan Allah swt terhadap berbagai ibadahnya itu.
3. Berusaha juga untuk melawan berbagai bisikan setan untuk berbuat riya pada saat mengerjakan suatu ibadah.


F.Solusi Mengatasi Riya’
Berikut beberapa solusi untuk menghindari sikap riya, di antaranya yaitu:
1. Mengetahui bermacam macam Tauhid tentang Keagungan Allah S.W.T
Mengetahui Allah dengan segala nama dan sifatNya akan membersihkan hati dari kelemahan. Apabila seorang hamba mengetahui bahwa yang mampu memberi kemanfaatan dan kemudlaratan adalah Allah semata mata, kapan pun Dia menginginkan, maka rasa kekhawatiran kepada manusia akan hilang dari hatinya ketika syetan menghiasi ibadahnya di depan manusia, karena khawatir akan celaan manusia dan
2. Mengetahui Balasan Kenikmatan dan Kenikmatan yang Dijanjikan Allah S.W.T di Akhirat
Allah S.W.T berfirman,
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (Al Kahfi :110)
3. Takut Terhadap Riya’
Barangsiapa yang takut terhadap suatu perkara dan selalu khawatir akan terjadinya perkara itu maka dia akan selamat. Oleh karenanya jika seseorang ingin menghilangkan keinginannya untuk mendapatkan pujian dan sanjungan maka hendaknya ia mengingat sendiri akan bahaya riya’, dan mengemukakan bahayanya. Maka keinginan itu akan membantunya terlepas dari belenggu bahaya. Karena mengetahui adanya sanjungan manusia berpengaruh kepada syahwat dan mengetahui bahaya riya’ akan berpengaruh pada ketidaksukaan.
4. Menghindari Celaan Allah
Allah S.W.T berfirman :
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya Kami dapat kembali (ke dunia), pasti Kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.” (Al Baqarah : 166 – 167).

Apakah yang kamu takuti itu kemarahan manusia? Padahal Allah lebih berhak untuk ditakuti jika kamu orang yang bernar.
5. Mengetahui Hal-Hal Yang Dihindari Oleh Syetan.
Syetan adalah musuh bagi manusia. Syetan merupakan sumber riya’ dan malapetaka yang dating kepada manusia dalam setiap keadaan manusia. Syetan mengirimkan bala tentaranya untuk menghancurkan benteng ketahanan manusia. Syetan juga mendatangkan pasukan berkuda dan pasukan berjalan kakinya untuk menyampaikan janji janjinya. Yang dijanjikan syetan itu hanyalah tipu daya, dan ia menghiasi setiap hal hal yang mungkar.
6. Menyembunyikan Amal Kebaikan
Orang yang ikhlas akan selalu khawatir dengan riya’. Oleh karenanya mereka berusaha untuk memperdaya agar penglihatan manusia berpaling darinya ketika melakukan perbuatan baiknya. Orang orang yang ikhlas memiliki kekhawatiran yang besar untuk menjaga keburukan yang datang dari manusia. Itu semua dilakukan dengan harapan agar amal perbuatannya dilakukan dengan ikhlas. Agar pada Hari Kiamat nanti Allah membalas keikhlasan mereka.
Rasulullah S.A.W  bersabda,
Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai hamba yang suci dan suka menyembunyikan amal.” (Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim 18/100-Nawawi, Imam Al Baghawi dalam Syarh Al Sunnah 15/21-22, lafadz hadits ini milik Al Baghawi).
7. Tidak Berlebihan Dalam Mencela dan Memuji Orang
Banyak orang yang hancur karena khawatir akan pujian manusia, senang akan pujiannya. Sehingga aktifitas, dan diamnya itu menyesuaikan dengan keridhaan manusia, yang mengharap pujian atau menghindari celaan.
Allah S.W.T berfirman,

Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (Yunus : 58).
Seperti dikatakan Allah S.W.T,
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang Suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman” (An Nisaa : 57).
8. Berdoa
Kita mengetahui bahwa Rasulullah S.A.W mendoakan agar kita terhindar dari syirik besar dan syirik kecil, yaitu riya’. Diriwayatkan oleh Abi Ali, seorang laki laki dari Bani Kahil, berkata,”Abu Musa Al Asy’ari berkhutbah di hadapan kita, dan berkata,”Wahai manusia takutlah kamu kepada syirik ini. Karena ia lebih halus dari rambatan semut
9. Berteman Dengan Orang Ikhlas dan Bertaqwa
Orang yang ikhlas tidak akan menghilangkan keikhlasannya kepadamu sedikitpun. Orang yang riya’ adakalanya akan menyebabkan kamu terjerumus dalam kehancuran, atau kamu akan mencium aroma riya’ yang sangat busuk yang akan semakin mendorong dan memotivasi dirimu untuk melakukan riya’ dan suka kepada orang yang riya’.
10. Mengetahui Faktor Faktor Yang Menyebabkan Riya’
Semoga Allah mengaruniakan kebaikan (surga) dan tambahan (perjumpaan denganNya) kepada kita. Ketahuilah wahai Muslim! Wahai hamba Allah! Allah telah mengajarkan kepada kami juga kamu hal ini adalah sejumlah bahaya riya’. Jadilah kamu orang yang selalu mewaspadainya. Instropeksilah dirimu. Sesungguhnya riya’ itu lebih halus dari bulu pada seekor semut.

G.Perbuatan yang Tidak Tergolong Riya’
beberapa perbuatan yang tidak tidak tergolong riya’, antara lain:
1. Pujian yang diberikan seseorang atas amal kebaikan yang dilakukan tanpa tujuan apapun dari manusia.
2. Aktivitas seorang hamba yang melakukan amal shalih di hadapan manusia, dan bersahabat dengan orang orang ikhlas dan shalih.
3. Menyembunyikan DosaSetiap Muslim hendaknya tidak mengumbar umbar dosanya, akan tetapi menyembunyikannya. Karena pembicaraan tentang maksiat akan menebarkan kejahatan diantara orang Mukmin, dan menyebabkan meremehkan batas batas yang telah ditetapkan Allah S.W.T.
4. Memperindah Pakaian, Sandal atau Lainnya
Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi S.A.W yang bersabda,
Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat dosa sekecil biji sawi seperti sombong.” Seseorang berkata, “Ada seseorang yang suka agar pakaian dan sandalnya terlihat bagus.”
Nabi S.A.W bersabda,
Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai yang indah; kesombongan adalah keangkuhan yang sesungguhnya dan (ghamth) manusia.” (Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim 2/89 Nawawi dan para perawi lainnya)
5.Menampakkan Syi’ar Syi’ar Islam
Islam mengandung ibadah yang tidak mungkin disembunyikan, seperti haji, umrah, shalat jum’at dan lain lain. Seorang hamba tidak dikatakan riya’ ketika melakukannya di muka umum, karena bagian dari kewajiban seorang Muslim adalah mempublikasikan, dan mempopulerkannya
                                                                                                                                                                   
BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1.  Riya’ adalah memperlihatkan suatu amal kebaikan kepada sesama manusia, adapun secara istilah yaitu: melakukan ibadah dengan niat dalam hati karena demi manusia,dunia yang dikehendaki dan tidak berniat beribadah kepada Allah SWT
2. Riya’ adalah memperlihatkan (menampakkan) diri pada orang lain, supaya diketahui kehebatan perbuatannya ,baik melalui dari pembicaraan, tulisan, atau pun sikap dan perbuaan dengan tujuan mendapat perhatian, penghargaan dan pujian manusia, bukan ikhlas karena Allah.
3.  Riya’ itu bisa terjadi di dalam niat, yaitu ketika kita akan melakukan pekerjaan dan bisa juga terjadi ketika malakukan pekerjaan atau setelah selesai melakukan pekerjaan.
4.  Riya’ berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain . Terhadap diri ssendiri , bahaya riya’ itu akan dirasakan oleh dirinya sendiri berupa ketidak puasanan, rasa hampa sakit hati dan penyesalan
5.  Dampak riya’ kepada orang lain yaitu ketika orang yang telah dibantu kemudian diumpat dan dicaci itu pasti akan tersinggung dan akhirnya terjadilah perselisihan antara keduanya.
6.  Perbuatan riya’ itu sangat merugikan, kerena itu Allah tidak akan memberi pahala atas perbuatannya.
7.  Hikmah dari dilarangnya perbuatan riya adalah mendapatkan ridho dari Allah membuat, hati tenang dan tentram, mempermudah kita bergaul dengan masyarakat
8.  Sebab-sebab Terjadinya Perilaku Riya

  •         Lingkungan keluarga.
  •         Tidak mengenal Allah SWT dengan baik.
  •         Keinginan yang berlebihan untuk menjadi pemimpin atau meraih jabatan.
  •         Ketamakan kepada harta.
  •         Kekaguman yang berlebihan dari orang lain.
  •         Kekhawatiran penilaian yang kurang menyenangkan dari orang lain.


B. Saran
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disarankan agar:
1. Orang-orang diharuskan menjauhi sifat RIYA karena sifat Riya sangat di benci Allah SWT.
2. Sifat riya membuat seseorang menjadi tidak sadar apa yang telah dia lakukan.
3. Banyaklah bertwakal kepada allah dan selalu mengingat Allah agar kita terhindar dari sifat riya.

Labels: Hadis

Thanks for reading MAKALAH HADIS : RIYA. Please share...!

2 Comment for "MAKALAH HADIS : RIYA"

Back To Top